Newsletter
Newsletter

Ketika Toilet Bicara, dan Adzan Tak Didengar

Scroll down
Akhmad Khudri, M.Kom
Akhmad Khudri, M.Kom
I`m
  • Residence:
    Palembang
  • Level of Study:
    Doctoral
  • Research Interest:
    Blockchain

Sebuah Refleksi dari Kampus Islam


Siang itu aku duduk di tangga perpustakaan sebuah kampus Islam, menunggu pintu dibuka. Aku datang saat menjelang jam istirahat makan siang, berniat menelusuri jejak sufisme dalam buku-buku tua. Tapi yang kutemukan pertama bukan catatan sejarah, melainkan kenyataan hari ini—yang getir.


Aku memutuskan untuk melepas hajat sejenak di toilet…
Tempat yang seharusnya bersih, apalagi ini kampus Islam, pikirku. Tapi kloset tak disiram, urinal rusak, dan dindingnya dipenuhi tempelan promosi jasa skripsi berbayar. Terlihat tinta yang ada di kertas itu sudah agak memudar, dan kertasnya sendiri juga sudah kusam. Pertanda bahwa sudah lama ada disana dan kenapa tidak ada yang mencabutnya?


Ada tulisan “Tolong Jaga Kebersihan”, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Tiba-tiba, aku merasa toilet itu sedang bicara, lebih jujur dari pidato manapun di auditorium.


Lalu adzan berkumandang. Mushola sepi. Lebih banyak yang memilih untuk melanjutkan obrolan di kursi dan meja yang berbaris di gedung itu.


Padahal tak ada dosen, tak ada ujian. Hanya waktu dzuhur yang lewat begitu saja. Mungkin musholanya banyak. Mungkin orang-orang sedang sibuk. Tapi jika ini kampus Islam, bukankah yang paling tampak seharusnya adalah disiplin waktu?


Aku pun teringat kampusku sendiri. Di sana, setiap adzan adalah panggilan bersama. Dosen, karyawan, mahasiswa—semua bergerak ke mushola. Tak ada yang sempurna, tapi ada niat kolektif untuk menjaga.


Lalu aku bertanya dalam hati:
Apa gunanya gedung megah, kalau kesadarannya ringkih?
Apa gunanya titel “Islam”, kalau kita gagal menjaga yang paling dasar—kebersihan, kedisiplinan, dan kejujuran akademik?


Ini bukan soal marah. Ini soal cinta.
Cinta kepada institusi yang membawa nama Allah tapi belum selalu memuliakan-Nya dalam laku.
Cinta kepada teman-teman yang jujur, tapi disuguhi iklan untuk berbuat curang di sudut kamar mandi.


Kadang, tanda paling jelas bahwa kita sedang lalai… bukan karena tidak menghafal ayat, tapi karena tidak menyiram toilet setelah dipakai.

© 2025 All Rights Reserved.
www.elpeef.com
Write me a message
Write me a message

    * informasi kamu akan disematkan dalam opini yang dikirim